Mengenal SINAR BUDI: Dari Generasi ke Generasi Mempopulerkan Tale Kerinci

Beberapa tampilan album Sinar Budi (ilustrasi)

Sejarah Ringkas

Sinar Budi pada awalnya adalah nama badan usaha yang didirikan oleh pebisnis kenamaan di Siulak yakni Haji Idris. Beliau mulanya merintis usaha perniagaan beras dan penggilingan padi. Namun karena bisnisnya semakin maju, beliau kemudian mengembangkan usahanya menjadi sebuah koorporasi yang diberi nama Sinar Budi. Koorporasi ini memiliki beberapa anak usaha seperti Toko Kelontong, Toko Obat-Obatan, Studio Foto hingga Jasa Angkutan Umum. Lokasi usaha tersebut berada di Pasar Siulak Gedang, Kemendapoan Siulak, Kerinci.

Pada tahun 1970-an, saat itu di Kerinci sedang populer dan berkembang grup-grup orkes Melayu sebagai salah satu sarana hiburan masyarakat di pedesaan. Tampaknya pendiri Sinar Budi, melihat hal tersebut sebagai salah satu peluang bisnis di bidang jasa hiburan. Dan kebetulan pula, beberapa anak Haji Idris memiliki bakat dalam bermusik dan bernyanyi.

Dengan dimodali oleh sang ayah, anak-anak Haji Idris mendirikan Orkes Melayu yang diberi nama sesuai dengan nama koorporasi sang ayah yakni SINAR BUDI. Orkes ini dipimpin dan dikelola oleh tiga orang bersaudara yakni Adnan Idris, Mukhtar Hadist (beliau sering dipanggil Pak Itam) dan Atmajar Idris. Orkes ini mengusung lagu dan tale-tale tradisional Kerinci tetapi dinyanyikan dengan irama dan alat musik yang lebih modern kala itu. 

Atmajar Idris dan Mukhtar Hadist, dua bersaudar pendiri Orkes Sinar Budi

Tak butuh waktu lama, orkes Sinar Budi langsung diterima oleh seluruh masyarakat Kerinci. Hanya beberapa bulan saja, orkes ini telah mendapat banyak tawaran manggung di desa-desa terutama di Siulak dan Semurup. "Kalau orkes Sinar Budi lagi manggung, hampir semua penduduk desa keluar rumah untuk menyaksikan", ujar seorang narasumber.

Kepopuleran orkes Melayu yang melejit bukan tidak ada sebabnya. Selain karena kurangnya sarana hiburan bagi masyarakat Kerinci di tahun 1970-an, Orkes ini mampu memberikan warna baru dalam perkembangan musik di Kerinci. Maklum saja, kala itu tale-tale Kerinci hanya dilantunkan tanpa iringan musik atau dengan iringan musik yang sangat tradisional seperti seruling dan tambur (drum).

Tiga orang bersaudara tersebut juga sangat kreatif. Selain ahli dalam memainkan alat musik. Mereka juga ahli dalam mengarang lagu. Mereka mengangkat pantun dan irama tradisional Kerinci dalam menciptakan sebuah lagu. Adnan Idris menciptakan beberapa buah lagu seperti Bujalan Jauh dan Anak Lumang. Mukhtar Hadist menciptakan beberapa lagu yang cukup populer di Kerinci seperti Nasib Aku, Nurjani, Muratap, Budi Mamak, Datungku Aeh, Samo-Samo Katuju dan lain sebagainya. 




 Yang tak kalah hebatnya adalah saudara bungsu mereka, selain menciptakan lagu Atmajar Idris juga tampil sebagai penyanyi. Beberapa lagu yang diciptakan oleh Atmajar Idris di antaranya Pubisan Geto, Sakti Alam Kerinci, Betung Gayut, Adik Aeh, Pungarang Jantung, Kasih Idak Putuh, Cinto Hati, Kanti Aeh dan banyak lagi. Beberapa lagu langsung dinyanyikan sendiri olehnya seperti lagu Sakti Alam Kerinci, Cinto Hati, Adik Aeh, Kanti Aeh dan Kopi Mario.

Di akhir tahun 1970-an, Sinar Budi langsung memasuki radio rekaman. Tak tanggung-tanggung, proses perekaman itu dilakukan oleh Tanama Record. Studio rekaman ternama di seantero Sumatra Barat. Beberapa album juga langsung diproduksi oleh studio tersebut. Album pertama yang dikeluarkan adalah Album Sakti Alam Kerinci, diikuti dengan Album Kanti Batandang. Dilanjutkan beberapa album yang juga diproduksi oleh Tanama Record seperti Ratap Punakan, Rentak Tale dan Gadih Manih.

Selain dilakukan di studio Tanama Record, grup Sinar Budi juga pernah bekerjasama dengan Gerson Studio Padang. Beberapa album yang diproduksi antara lain Karno Budi, Idak Disangko dan Kerinci Membangun. Tidak kurang dari 50 Album rekaman yang dikeluarkan oleh grup ini sejak akhir 1970-an hingga berakhir di tahun 2000-an.

Mengorbitkan Penyanyi-Penyanyi Baru

Grup Sinar Budi sepanjang karier mereka di dunia permusikan Kerinci telah mengorbitkan begitu banyak penyanyi-penyanyi terkenal di Kerinci beberapa bahkan masih eksis sampai sekarang. Penyanyi angkatan pertama yang diorbitkan seperti:  Elly Muis, Dasni Yatim, Ermasni Rais, Jalidar, Eddy Sinir, Hasniati, Lita Sutan dan Adrizal Edmi. Angkatan berikutnya, seperti: Linda A., Eliya, Hasna Bahrun, Nelly Taher, Lijal Hasni, Ijar Jais, Monita Dewi, Widya At., Ilasniati, dan Ralmi Muas. Dan terakhir dalam bentuk rekaman kaset pita yakni Jelly Jasmar, Lia Johan, Kurnia Malik dan Apheri Pendina.


Mempopulerkan Tale Kerinci dari Generasi ke Generasi

Akhir tahun 1980-an adalah akhir dari tampilan grup Sinar Budi di atas panggung. Beberapa isu menyebutkan bahwa sebuah kecelakaan mobil saat hendak show di Padang mengakhiri karier manggung mereka. Akan tetapi, isu tersebut tampaknya tidak terlalu benar. Meski Grup Sinar Budi tidak eksis lagi, generasi kedua dari grup ini masih berkarier di dunia musik meski tidak mengusung nama yang serupa.

Misalnya saja, Wahdi Hariadi, dan Mukhni Zed, mereka adalah generasi kedua dari Grup Sinar Budi --cucu dari Haji Idris--mereka berdua masih mewarnai industri hiburan di Kerinci meski mengusung nama yang berbeda. Adalagi yang meneruskan bakat menyanyi seperti Elwin Atmajar, anak dari Atmajar Idris. Bahkan Elwin masih mengeluarkan album-album baru dalam bentuk dvd dengan mengaransemen lagu-lagu lama dari Grup Sinar Budi ini. Tampaknya tongkat estafet masih berlanjut ke generasi ke tiga yakni Ronny dan Ujang Francis, yang juga berkarier di dunia musik di Kerinci.

Para Pendiri yang telah Wafat

Para pendiri Orkes Melayu Sinar Budi kini semuanya telah tiada. Adnan Idris wafat terlebih dulu pada sekitar tahun 2004. Disusul sang adik,  Atmajar Idris pada Juli 2017. Tepat pada 21 Desember 2020, personil terakhir, Mukhtar Hadist, juga turut menghadap illahi. Meski ketiganya telah wafat,namun karya-karya akan terus dikenang oleh masyarakat Kerinci. Lagu-lagunya yang menghibur, dekat dengan telinga masyarakat serta kental dengan budaya masyarakat Kerinci.



Komentar

Serba Info mengatakan…
Satu hal yang tidak luput dari Sinar Budi ketika bekerjasama dengan Tanama record adalah seorang musisi asal minang yang mengaransemen lagu-lagu Kerinci, yaitu pak Buslidel. Boleh dibilang beliau adalah masternya dalam musik modern Kerinci. beliau bisa dijadikan sebagai narasumber dalam hal musik kerinci modern.

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Sapaan dan Istilah Kekerabatan dalam Masyarakat Kerinci

Mengenang Petrus Voorhoeve, Penemu Awal Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah dan Penyusun Tambo Kerintji

Dari manakah Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Mukai? Menelusuri Sejarah dan Struktur Pemerintah Adat Masyarakat Siulak Mukai

Sejarah Wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak di Kerinci

Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Gedang, Ibu Negeri Wilayah Adat Tanah Sekudung

Sejarah Siulak Dari Mendapo Semurup menjadi Mendapo Siulak, Berikut Daftar Nama Kepala Mendapo

Legenda Batu Patah: Cerita Rakyat dari Danau Kerinci

Apakah Kerinci Termasuk Wilayah Minangkabau?