Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Cerita Miris dari Kerinci! Air Bersih Langka di Negeri "Seribu" Sungai

Gambar
Jika kita mendengar di TV, berita tentang wilayah Afrika yang dilanda kekeringan. Maka kita menganggapnya sebagai hal yang wajar. Karena wilayah tersebut adalah wilayah gurun dengan iklim panas. Begitu pula ketika kita melihat berita, bahwa saudara kita di wilayah Timur Indonesia kesulitan air bersih karena kekeringan. Kita juga akan menganggapnya hal yang wajar. Karena cuaca di wilayah mereka yang kering dan lahan yang kebanyakan tandus.   Namun, apa jadinya ketika kesulitan air bersih justru terjadi di wilayah yang kaya sumber daya air seperti Kerinci? Tentu bukanlah suatu kewajaran.  Kerinci adalah wilayah yang subur berada di dataran tinggi. Sungai-sungai yang mengalir ke Jambi maupun sebagian kecil wilayah Pesisir Selatan umumnya berhulu di Kerinci.  Begitu pula di Kerinci sendiri, setiap lembah (red. Renah), pastilah dialiri oleh sungai. Dua Sungai Besar yang mengaliri Lembah Kerinci adalah Batang Merao dan Batang Merangin. Terdapat ratusan sungai berukuran kecil yang mengalir di

Ternyata Orang Kerinci Punya "Suku", Inilah Buktinya!

Gambar
Tembo Incung Kerinci (Kincai Tempo Doeloe Grup FB) Tembo Ninek dan Tembo Tanah Kaum millineal  sudah pasti banyak yang tidak mengenal mengenai istilah "tembo" ini. Jangankan para Millineal, generasi yang ada di atas merekapun banyak yang tidak mengenal istilah ini.  Tembo atau Tambo bukanlah nama orang, tetapi istilah lain untuk  hikayat, babad atau cerita sejarah. Di Kerinci, dikenal dua jenis tembo yaitu tembo ninek dan tembo tanah.  Tembo ninek adalah cerita mengenai asal usul suatu klan/kaum/suku atau kelompok masyarakat adat dalam suatu dusun. Biasanya, cerita di mulai dari perpindahan atau hijrahnya nenek moyang dari satu lokasi ke lokasi lain, kemudian mendirikan pemukiman baru, dan seterusnya beranak pinak. Terkadang disebutkan pula nama-nama keturunannya secara rinci.  Tembo tanah, ceritanya lebih fokus tentang asal usul tanah yang dikuasai oleh suatu klan/suku/kaum atau kelompok masyarakat adat. Tembo tanah ini juga menyebutkan batas-batas tanah dengan tanah yang di

Dari manakah Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Mukai? Menelusuri Sejarah dan Struktur Pemerintah Adat Masyarakat Siulak Mukai

Gambar
Jihat Ninek Depati Intan Kemalo Seri, Siulak Mukai (@budayakerinci) Dusun Siulak Mukai Dusun Siulak Mukai adalah perkampungan yang terletak di bagian hulu atau barat laut lembah Kerinci. Dusun ini berada di sisi utara pertemuan Sungai Batang Merao dan Sungai Ayir Mukai. Dilihat dari citra satelit, dusun ini berada di antara dua aliran sungai tersebut, Sungai Batang Merao di sisi Barat dusun dan Sungai Ayir Mukai di sisi Timur. Sekarang ini, Dusun Siulak Mukai telah berkembang menjadi sebuah kecamatan yang bernama Siulak Mukai, Kerinci. Secara adat, dusun Siulak Mukai dihuni oleh kelompok masyarakat adat yang terdiri dari Tigo Luhah, Empat Bungkan dan Enam Kelbu . Kelompok masyarakat yang pertama dinamakan sebagai Luhah Depati Intan. Luhah Depati  Intan terbagi pula menjadi dua kelompok yaitu Bungkan Rajo Indah/Jindah dan Bungkan Rajo Pangulu. Dua bungkan  terbagi lagi menjadi empat kelebu yaitu Kelebu Anak Jantan, Kelebu Anak Batino Tuo, Kelebu Anak Batino Dalam dan Kelebu Koto Bering

Melacak Sejarah Dusun Baru Siulak dan Desa Pemekarannya

Gambar
Dusun Baru Siulak adalah sebuah kampung kecil yang berada di sebelah hilir dari muara Sungai Keliki dan Batangmerao. Awalnya kampung ini berada di dalam Dusun Siulak Panjang tetapi kemudian membentuk dusun sendiri yang dinamakan sebagai Dusun Baru. Saat ini, Dusun Baru telah mekar menjadi tiga desa yaitu Desa Dusun Baru Siulak, Desa Demong Sakti, Desa Pasar Senen. Semua desa-desa ini berada di dalam Kecamatan Siulak, Kerinci. Siapakah penghuni Dusun Baru? Dusun Baru mulanya dihuni oleh kelompok masyarakat yang dinamakan sebagai Luhah Demong-Jagung. Luhah ini terbagi pula menjadi dua sub-kelompok atau dua kelbu yaitu. Kelbu Demong yang menghuni Lahik Tengah dan Kelbu Jagung yang menghuni Lahik Pantai. Oleh sebab itu, Dusun Baru secara adat disebut pula sebagai Luhah Demong-Jagung. Kelbu Demong Kelbu Demong, terbagi lagi ke dalam beberapa perut. Perut tersebut dinamakan sesuai dengan gelar ninek mamak sekaligus gelar nenek moyang di dalam kelbu. Seperti perut Demong Sati, Demong Bujang,