Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Nasi Manih dan Adat Mulang Penyanda: Menjalin Hubungan Harmonis Setelah Kematian di Kerinci

Gambar
Memasak nasi manih kuliner khas Kerinci. Sumber: Budaya Kerinci Sajian Peringatan Kematian Kematian adalah momen duka cita, di mana seseorang mengungkapkan rasa kesedihannya karena ditinggal oleh orang-orang terkasih. Kematian juga melahirkan tradisi-tradisi yang berkaitan dengan peringatan kematian tersebut. Di Indonesia ada banyak tradisi untuk memperingati kematian . Tradisi paling umum adalah  peringatan 3 hari, 7 hari hingga 40 hari kematian. Di Tanah Toraja ada tradisi yang dinamakan rambu solo.  Di Hulu Lembah Kerinci, Dataran Tinggi Jambi, tepatnya di sekitar kecamatan Siulak dan kecamatan Siulak Mukai, Gunung Kerinci, Kayu Aro dan Gunung Tujuh, ada tradisi yang unik dalam peringatan 7 hari kematian seseorang. Mereka menyajikan kuliner tradisional yang hanya ada dalam upacara itu, kuliner tersebut dinamakan sebagai  nasi manih . Nasi manih  terbuat dari komponen-komponen yang sangat sederhana. Tiga komponen utama adalah pulut putih (ketan putih) yang sudah ditanak (nas

Yuk, Lihat Foto-Foto Sultan dan Bangsawan Jambi Tempo Dulu dengan Pewarnaan Ulang

Gambar
Ada banyak sekali koleksi digital masyarakat Jambi dari akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 M yang tersimpan di dalam museum dan perpustakaan Belanda. Tentu saja foto-foto jadul tersebut berwarna hitam putih. Dengan kecanggihan teknologi saat ini, foto-foto tersebut berhasil diwarnai sehingga terlihat semakin menarik.

Belajar dari Sejarah Masa Lampau: Belenggu Hutang dan Awal Kehancuran Kesultanan Jambi

Gambar
Penyerahan regalia Kesultanan Jambi  oleh Pangeran Martaningrat kepada pihak Hindia-Belanda yang secara simbolis menandakan Jambi takluk di bawah pemerintahan kolonial. Sumber: Tropenmuseum Kata Slamet Muljana "kenyataan sejarah kadang terlalu pahit untuk ditelan". Namun demikian ia selalu menarik untuk diperbincangkan.  Kejadian-kejadian yang pernah terjadi di masa lampau kadang akan terulang kembali di masa kini dan masa mendatang meski oleh pelaku yang berbeda. Maka benarlah, sebuah lirik lagu yang beken di Malaysia "sejarah mungkin berulang". Peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu, jangan biarkan ia bersembunyi di balik catatan-catatan dan buku-buku usang. Tapi jadikan pelajaran masa kini guna membangun peradaban yang lebih baik. Namun sayangnya, masih banyak yang terlalu enggan. Komik-komik komedi atau novel-novel romantis tampak lebih disenangi banyak kalangan, dari kalangan bawah hingga elit politik. Padahal leluhur kita telah meninggalka