Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Sejarah Siulak (Bagian Pertama): Tinjauan Etnohistori

Sejarah Siulak (Bagian Pertama): Tinjauan Etnohistori Oleh: Hafiful Hadi S A. PENDAHULUAN Seringkali sejarah masyarakat di wilayah pedalaman termarjinalkan karena jauh dari pusat-pusat peradaban dalam konteks regional atau barangkali ketiadaan sumber-sumber yang otentik. Padahal sebenarnya wilayah pedalaman memiliki peran penting dalam hubungannya dengan bandar-bandar pesisir karena wilayahnya yang subur. Ketiadaan sumber tertulis yang otentik untuk menelusuri sejarahnya bisa di atasi melalui pendekatan lain, seperti pendekatan etnohistori dengan cara menelusuri tradisi lisan, tembo atau struktur adat masyarakatnya.  Siulak merupakan salah satu wilayah penting di Dataran Tinggi Jambi. Wilayah ini terletak di tengah-tengah lembah Kerinci bagian Barat Laut atau tepatnya di zona ‘hulu’ dari daerah aliran sungai (DAS) Batangmerao. Sungai Batangmerao membelah lembah Kerinci dari baratlaut ke tenggara dan bermuara di Danau Kerinci. Secara arkeologis, wilayah ini sangat

Menerka Masa Kehidupan Tokoh Leluhur Orang Kerinci yang Diceritakan dalam Naskah Tambo Surat Incung

Gambar
  Naskah Tembo beraksara Incung pada Tanduk dari Rawang. Sumber: British Library I. Pendahuluan Keberadaan naskah surat Incung dalam masyarakat Kerinci merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti. Penelitian terhadap naskah tersebut sejatinya sudah dimulai sejak lama, di tahun 1928(?) saja misalnya, Westenenk telah menerbitkan tulisan berjudul Rentjong Schrift yang isinya berupa alihaksara dan alihbahasa naskah surat Incung pusaka Datuk Singarapi Putih, di Sungai Penuh.  Selanjutnya di tahun 1941-3, Voorhoeve di bantu oleh pejabat Belanda di Kerinci telah melakukan penelitian yang sangat komprehensif terhadap naskah-naskah lama yang disimpan oleh masyarakat adat Kerinci. Dia melakukan alihaksara terhadap banyak naskah yang ditulis menggunakan aksara lokal yang disebut aksara Incung.      Isi dari naskah-naskah surat incung sangatlah beragam ada yang isinya berupa prosa-prosa ratapan, mantra dan silsilah serta riwayat kehidupan tokoh leluhur suatu ke

Melacak Asal-Usul Kelompok Masyarakat Kerinci Yang Menghuni Kawasan Koto Lolo - Koto Bento dan Sekitarnya: Kajian Naskah Tembo

Gambar
Jihat Ninek Singarajo Gedang yang terletak di tengah permukiman Dusun  Tengah-Koto Lolo, Dokumentasi: Alimin Depati Naskah-naskah tembo Kerinci yang telah dialihaksarakan oleh P. Voorhoeve pada tahun 1941, terutama yang ditulis pada media tanduk kerbau, umumnya menceritakan tentang riwayat dan silsilah para leluhur tokoh pendiri dusun, tempat di mana naskah kuna itu disimpan. Di antara naskah-naskah tembo tersebut dimiliki oleh kelompok masyarakat adat Kerinci yang menghuni kawasan Koto Lolo dan Koto Bento. Kawasan ini berada di sebelah Utara Kota Sungai Penuh, termasuk ke dalam kecamatan Pesisir Bukit. Secara adat, kawasan ini mungkin berbatas dengan wilayah adat masyarakat Koto Keras di Sebelah Selatan dan wilayah adat Sungai Liuk di sebelah Utaranya. Hasil alihaksara naskah-naskah Te(a) mbo Kerinci (TK) yang disimpan di dalam kawasan adat ini diberi nomor TK 25 hingga 28 , TK 30-32 dan TK 34-35 dalam bagian Mendapo Rawang oleh Voorhoeve ( lihat disini ). Naskah-naskah