Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Mengenal Bahasa Kerinci (Bagian 1)

Gambar
Bahasa Kerinci merupakan salah satu rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh Suku Kerinci di Dataran Tinggi Jambi. Bahasa Kerinci sendiri memiliki banyak dialek, bahkan sampai ratusan dialek, karena antar dusun di Kerinci memiliki dialek-dialek yang berbeda. Berikut ini penulis tampilkan beberapa kosa kata dan kalimat yang berlaku di wilayah dusun Sulak (Siulak) wilayah Kerinci bagian Utara atau dikenal pula dengan sebutan Kerinci Hulu/Mudik. Bilangan: Satu=  So  Dua = duwo Tiga = tigo Empat = mpat Lima = limo Enam = nam Tujuh = tujoh Delapan = Salapan, lapan Sembilan = Similan Sepuluh = sipuloh Sebelas = sibleh Dua belas = duo bleh Tiga puluh = tigo puloh Seratus = siratuh Seribu = Sribu Panggilan, kata ganti, sapaan Beberapa kata sapaan dalam bahasa Kerinci tergantung dari urutan lahir seseorang, berikut sapaan untuk yang lebih tua berdasarkan urutan lahir: Anak ke 1 = Tuwo atau Uwo Anak ke 2 = Tengah atau Ngah Anak ke 3 = Pandak atau Andak Anak ke 4

Aksara Surat Incung, Riwayat dan Problematikanya

Gambar
Gambar 1. Naskah Surat Incung dari Hiang Tinggi, Sumber: EAP117/Britishlibrary Kontak Dagang dan Awal Mula Mengenal Tulisan         Menjadi hal yang patut dibanggakan bahwa bangsa Indonesia memiliki ragam kebudayaan termasuk dalam hal tulis menulis. Ada berbagai aksara tradisional yang berkembang dan digunakan oleh suku-suku asli yang berdiam di pulau-pulau nusantara sebut saja surat Batak yang digunakan oleh suku bangsa Batak di Sumatera, aksara Sunda, Aksara Jawa, aksara Bali, dan aksara Lontara yang digunakan oleh suku Bugis.       Lahirnya sebuah aksara tidak lain karena kebutuhan manusia untuk berkomunikasi secara tidak langsung, aksara merupakan simbol-simbol bunyi sebagai ciptaan manusia sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Agar simbol-simbol bunyi itu dapat dimengerti diperlukan adanya kesepakatan suatu kelompok manusia dalam menggunakan simbol-simbol (aksara) itu.      Sepanjang riwayatnya, leluhur bangsa Indonesia sejak zaman pras

Mengenal Adat Kerinci Bagian (1): Susun Tindih Tigo Luhah Tanah Sekudung

Gambar
Mano yang dikatokan Tigo Luhah Tanah Sekudung, Adat Dewek Paseko mencin, Anjung lain tepian Dewek:  Hilir sehinggo Aro Tebing Tinggi Mudik Tersekut Ka Gunung Berapi di tunggu Depati yang Batigo Urang, Pemangku yan Berenam, Ninik Mamak Permenti yang Salapan. Mano yang dikatokan Depati yang tigo Urang? Suatu, Depati Intan di Siulak Mukai Duo, Depati Mangkubumi di Siulak Panjang Tigo, Rajo Simpan Bumi di Siulak Gedang  Mano yang dikatakan Depati Intan Berempat Urang? Pertamo, Depati Intan Tengah Padang Tuo Kaduo, Depati Intan Panggar Bumi Jati Katigo, Depati Intan Maro Masumei Kaampat, Depati Intan Kumbalo Bumi Permentinyo Batigo Urang: So, Rajo Indah, Duo, Rajo Liko,  Tigo, Rajo Penghulu   Apo Kagedeng (kebesaran) dio? Anak Tuo Cucung Tuo, Parak rajo kabayeng rajo, jauh rajo akan genti rajo, Dio memegang pancung sulo dendo sakti, tebu panjang keladi berisi, puyuh panjang ranto, ketitir panjang dengung, urang yuk urang timpang urang Jibut Beralih muko, Munt