Postingan

Menampilkan postingan dengan label Islam

[Video] Sejarah Ringkas, Masuknya Islam di Bumi Kerinci

Gambar
Sejarah pasti masuknya Islam ke Pulau Sumatra sebenarnya masih menjadi perdebatan. Sampai saat ini tak ada satupun sejarawan yang bisa mengungkapkan tahun pasti masuknya Islam. Pada masa Sriwijaya saja, Islam tampaknya sudah dianut oleh penduduk asli di Sumatra. Di Kerinci, kajian Islamisasi hanya bisa ditelusuri dari tradisi lisan dan naskah. Sementara itu, dari sisi arkeologinya kurang disentuh sama sekali.  

Menelusuri Keberadaan Masjid Kuno di Kawasan Siulak, Kerinci

Gambar
Salah satu bangunan masjid tradisional dari Kerinci, lokasi dusun tidak diketahui. Sumber Tropenmuseum Banyak yang bertanya kepada penulis, apakah hanya Pondok Tinggi, Pulau Tengah dan desa-desa di Lempur saja yang mempunyai masjid kuno di kawasan Kerinci? Masjid kuno yang dimaksudnya adalah masjid kayu beratap tumpang, berarsitektur dan berukir khas Kerinci seperti yang masih bisa disaksikan di Pondok Tinggi dan Pulau Tengah. Tentu saja penulis menyangkalnya, dikarenakan di masa lalu tiap-tiap dusun atau wilayah persekutuan dusun pastilah memiliki sebuah bangunan masjid. Hal ini terkait dengan aturan atau undang-undang adat yang berlaku di Kerinci. Suatu dusun atau wilayah persekutuan dusun haruslah memiliki bangunan peribadatan yang disebut masjid, atau paling tidak dalam ukuran lebih kecil yang disebut surau.  Aturan tersebut tertuang dalam beberapa tradisi lisan masyarakat. Seperti di dalam Undang-Undang Negeri berbunyi " ado parit yang tabentang, ado lebuh ado tapian, ado bal...

Sekilas Sejarah Perkembangan Islam di Kerinci

Gambar
   A. Masuknya Islam Ke Wilayah Kerinci Agama Islam telah  masuk ke kawasan Kerinci sekitar  abad ke  14 M, hal ini dapat dilihat di dalam naskah Undang-undang Tanjung Tanah. Walaupun naskah undang-undang tersebut berasal dari Kerajaan Dharmasraya-Malayupura yang rajanya saat itu penganut Budha Tantrayana, namun sang raja mengirim seorang Khoja (Khwaja) sebagai diplomatnya dalam menjalin hubungan dengan para  Dipati di Silunjur Bhumi Kerinci. Pendakwah itu bernama "Kuja (Khwaja/Khoja) Ali Dipati" sebagaimana yang tertulis dalam naskah (Kozok, 2006).  Khoja atau Khawaja yang dalam tradisi Islam di India maupun Persia merupakan panggilan untuk seorang pendakwah beraliran Tasawuf/Thariqah. Dalam historiografi tradisional 'Kuja Ali Dipati' bahkan tidak diketahui dan tidak pernah disebut sebagai leluhur orang Kerinci, sebaliknya historiografi tradisional tersebut menyebut  enam orang ulama sebagai penyebar Islam di Kerinci pada periode abad 13-1...