Mengenal Cabe Suhin, Kuliner Khas Tradisional Kerinci

Kuliner Sambal Cabe Suhin

Lobak putih yang difermentasikan dengan berbagai bumbu-bumbu sehingga menghasilkan rasa asam-pedas, biasanya kita kenal dengan sebutan dengan "kimchi". Makanan ini tentu tidak asing bagi penggemar budaya Korea. Dalam drama-drama Korea misalnya, kimchi selalu hadir dalam adegan makan bersama sebagai pendamping makanan utama.

Tradisi pembuatan makanan fermentasi untuk lalapan atau sebagai pendamping menu utama tidak hanya ada di Korea tetapi juga ada di Indonesia, terkhusus di kampung halaman saya Kerinci. Makanan fermentasi ini disebut sebagai "cabe suhin".

Cabe suhin terbuat dari dua bahan utama yakni daun surian yang disebut suhin dalam bahasa Kerinci dan rebung atau tunas bambu yang masih muda. Dua bahan ini kemudian ditumbuk atau digiling secara bersamaan. Setelah halus, adonan bahan ini dimasukkan ke dalam bambu dan difermentasikan sekitar dua hingga tiga hari. 

Daun Surian, bahan utama pembuatan Cabe Suhin

Bahan yang sudah difermentasikan ini kemudian diolah lebih lanjut dengan cara menggilingnya dengan cabe sesuai dengan selera untuk menghasilkan rasa pedas. 

Baca Juga: Nasih Manih, Kuliner Sederhana Sarat Makna dan Kaitannya dengan Tradisi Mulang Penyanda di Kerinci

Bisa juga ditambah dengan bahan lain sebagai penambah rasa misalnya dengan ebi atau udang kecil kering. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut digoreng dengan sedikit minyak hingga matang. Barulah, cabe suhin ini dapat dikonsumsi sebagai pendamping menu utama.

Mihik, Proses Penggilingan Bahan Cabe Suhin

Cabe suhin ini menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Aroma yang sangat kuat dan khas dihasilkan oleh daun surian. Sementara rasanya yang nikmat bersumber dari olahan rebung dan bumbu-bumbu rahasia yang ditambahkan pemiliknya. Tak luput, rasa asam yang dihasilkan oleh bakteri dan pedas dari cabe ikut menggoyang lidah penikmatnya. Rasa baru yang mungkin hanya ditemukan di Kerinci.

Cabe Suhin yang telah digoreng 

Di samping itu, karena merupakan olahan fermentasi cabe suhin ini dapat bertahan hingga berhari-hari sehingga orang Kerinci biasanya membawa cabe suhin sebagai bekal bila ke ladang yang lokasinya cukup jauh dari permukiman atau dari desa.

Hingga saat ini, olahan mentah cabe suhin masih dijual di pasar-pasar tradisional di Kerinci. Yuk, coba cabe suhin, kimchinya orang Kerinci!

 

Sumber: Cabe Suhin, Kimchinya Orang Kerinci

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Batu Patah: Cerita Rakyat dari Danau Kerinci

Dari manakah Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Mukai? Menelusuri Sejarah dan Struktur Pemerintah Adat Masyarakat Siulak Mukai

Sejarah Wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak di Kerinci

Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Gedang, Ibu Negeri Wilayah Adat Tanah Sekudung

Traditional Architecture of Kerinci Ethnic

Sekilas Tentang Wilayah Adat Mendapo Limo Dusun (Sungai Penuh), Tanah Pegawai Rajo-Pegawai Jenang

Mengenal SINAR BUDI: Dari Generasi ke Generasi Mempopulerkan Tale Kerinci

Muhammad Awal, Bupati Kerinci Ke-5 yang Dikenang dengan Aura "Kesaktian"-nya