Ngadu Tanduk : Permainan Tradisional yang terlupakan dari Kerinci



Ngadu Tanduk atau sering juga disebut Lago Tanduk berasal dari kata "Ngadu" artinya beradu, sinonim dari kata "lago", sedangkan Tanduk merujuk pada alat yang digunakan saat permainan yang berbentuk Tanduk Kerbau. Tanduk terbuat dari Bambu yang diraut kemudian dililit dengan kain berwarna Hitam dan Merah, diujungnya diberi Rumbai-rumbai dan Giring-giring. Lago Tanduk berasal dari Dusun Siulak Panjang, salah satu desa tertua di Kawasan Tigo Luhah Tanah Sekudung, Kerinci. 

Pada Mulanya, Lago tanduk dilakukan setelah selesai Panen Padi oleh Bujang Gadis dulunya, Gotong Royong(Baselang) Nuai padi yang dilakukan setahun sekali ini disebut dengan Basembak Ahi Mudo, saat inilah para Bujang gadis dalam dusun Siulak panjang akan bergotong royong ( baselang)  nuai padi, di sawah-sawah orang tua mereka, sawah tertua berada disekitar Guguk Rendah. Nuai Padi biasanya diiringi saling berbalas pantun dan Tale antar Bujang Gadis, ada lagi diiringi Kunun Juge Bunsu Diwo Batinting untuk menambah semangat gotong royong dan sebagai hiburan saat Nuai Padi sehingga tidak terasa lelah. Nuai Padi biasanya dilakukan berkelompok-kelompok antar kelebu dalam dusun itu, setelah Selesai Nuai Padi, barulah Seorang Pemuda akan memasang Tanduk dikepalanya sambil Mencak ( seperti gerakan Silat) untuk mencari lawan ngadu Tandu dari kelompok lain. Setelah bertemu lawan main, maka Tanduk tersebut akan diadu dengan gerakan2 seperti gerakan silat dan enerjik disertai lompatan2 tertentu meniru gerakan Kerbau yang lagi diadu. Ujung Tanduk biasanya juga dipasang pisau Kecil, pemain yang menang adalah Pemain yang tanduknya tidak robek dan tidak rusak saat diadu. Ngadu tanduk juga diiringi oleh alat Musik yang disebut dengan Knong/Canang ( semacam Gong Kecil) yang dipukul bergantian serta alunan puput Serunai dari Bambu.

Selain setelah Nuai Padi, Ngadu Tanduk juga ditampilkan Saat kenduri Sko bedanya saat Kenduri Sko iringan musiknya berupa Dap ataupun Gendang, Gong serta Alunan Nyaho ( mantra memuji leluhur) dari Balian. Menurut Orang Adat, asal usul Lago Tanduk berasal dari Legenda Bujang Agung dan Sutan Kalimbuk. Bujang Agung tertarik hatinya akan kecantikan Intan Jenun adik Sutan Kalimbuk, untuk menguji kesaktian Bujang Agung, Sutan Kalimbuk melepas Kerbau Jalang miliknya untuk menyerang Bujang Agung, dengan Sigap bujang agung memegang tanduk kerbau tersebut dan memutarnya hingga patah, kerbau tersebut akhirnya jatuh tersungkur, orang-orang yang menyaksikan bersorak mengatakan " Agung Nian Sedaro ini, Indah Nian Sedaro ini" akhirnya  Bujang Agung diberi gelar Depati Agung, Jindah Putih salah seorang nenek Moyang masyarakat Siulak Panjang.







Foto dibawah Ini bersumber dari Saudara Luke Mackin, URL FB : https://www.facebook.com/lukejmackin?fref=ts

                                               

Wawancara dari beberapa Tokoh Adat Desa Siulak Panjang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenang Petrus Voorhoeve, Penemu Awal Kitab Undang-Undang Tanjung Tanah dan Penyusun Tambo Kerintji

Mengenal Sapaan dan Istilah Kekerabatan dalam Masyarakat Kerinci

Dari manakah Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Mukai? Menelusuri Sejarah dan Struktur Pemerintah Adat Masyarakat Siulak Mukai

Sejarah Wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak di Kerinci

Legenda Batu Patah: Cerita Rakyat dari Danau Kerinci

Keramik Cina Tertua yang Ditemukan di Indonesia Berasal dari Kerinci

Tabuh: Beduk Kuno Raksasa dari Bumi Kerinci

Menelusuri Nenek Moyang Orang Semurup berdasarkan Tembo Incung