Sejarah
Dusun Koto rendah Siulak berlokasi sekitar 15 Km dari Kota Sungai Penuh. Sejarah terbentuknya Dusun Koto Rendah diperkirakan dimulai dari Abad 17 M. Walaupun demikian perbukitan disekitar desa Koto Rendah sudah lebih dulu dihuni oleh masyarakat megalitik, sebab ditemukan beberapa pecahan-pecahan gerabah serta susunan bebatuan besar di daerah sana.
Koto Rendah berasal dari kata Koto Merendah. Sebab menurut Tambo Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung, sebelum Depati Mangku Bumi batedo menghadap Raja Jambi di Muara Masumai beliau mengadakan tarak (bertapa) di wilayah Air Manimbak berbatasan dengan Solok Selatan sekarang. Di sana beliau mendapatkan seekor siamang berkulit putih. Ketika beliau pulang ke Siulak Panjang, siamang tersebut mengikuti beliau dari atas pohon.Saat beliau berhenti di sebuah kawasan utara Siulak Panjang, siamang tersebut turun dari pohon atau disebut merendah. Lokasi tempat turunnya siamang putih tersebut sampai sekarang dinamakan sebagai Koto Rendah.
Awalnya, daerah di sekitar Koto Rendah hanyalah kawasan petalangan, kebun dan peladangan dari orang-orang Dusun Siulak Panjang, Dusun Baru Siulak dan Koto Beringin yang berkembang menjadi sebuah dusun. kelebu-kelebu dari dusun asal, kemudian membentuk empat kelompok baru yang disebut sebagai empat Jurai yaitu :
- Jurai Demong, adalah kelompok yang berasal dari Dusun Baru Siulak, Luhah Demong-Rio Bayan.
- Jurai Jagung, adalah kelompok berasal dari Ujung Tanjung Koto Beringin Melako Kcik, Luhah Jagung Marajo Indah Sungai Langit Depati Marajo
- Jurai Temenggung Mudik, adalah penduduk yang berasal dari Kelebu Belah Mudik Dusun Siulak Panjang, Luhah Depati Mangku Bumi
- Jurai Temenggung Hilir, dihuni oleh Penduduk yang berasal dari Kelebu Gedang Dusun Siulak Panjang, Luhah Depati Agung Jindah Putih.
Empat kelompok inilah yang disebut empat jurai Dusun Koto Rendah.
|
Gambar 1. Umah Gedang Empat Jurai Koto Rendah |
Upacara Kenduri Sko
Dalam Lingkup kawasan Adat Tigo Luhah Tanah Sekudung, upacara Kenduri Sko mempunyai sebutan lain,yaitu :
1. Manggin Depati Ninek Mamak. Sebab upacara ini menghimpun seluruh Depati Ninik Mamak, atas undangan/permintaan dari Anak Batino Tuo serta Anak Batino Dalam, di dalam sebuah dusun.
2. Kenduri Ajun Arah. Sebab Depati Ninik mamak bertugas mengajun dan mengarahkan anak buah anak kemenakan dalam dusun tersebut. Upacara Kenduri Sko mengharuskan untuk memotong seekor kerbau dan menghanguskan beras 100 gantang. Upacara ini biasanya dilaksanakan setahun sekali sehabis panen, namun sekarang ada yang melaksanakan selama lima tahun sekali, tiga tahun sekali, bahkan ada yang tidak melaksanakan lagi.
Tahap Pelaksanaan Kenduri Sko
1. Balemang
Anak Batino menyiapkan seluruh perlengkapan Upacara seperti Lemang, Jadah, Bunga2an, Limau dan lain sebagainya. Lemang untuk kenduri Sko biasanya dihiasi dengan daun Jiluang Abang yang diberi rambu-rambu. Rambu-rambu tersebut dipasang bertih padi (semacam popcorn dari padi). Oleh sebab itu, lemang ini disebut dengan Lemang Berambu. Anak Jantan biasanya memasang Karamentang dan Karang Bumbun yaitu bendera Adat Kerinci, yang menandakan akan dilaksanakan lek negeri, atau upacara Adat Negeri.
|
Gambar 2. Seorang Anak batino sedang Balemang, untuk Kenduri Sko |
|
Gambar 3. Anak Jantan, memasang karangmentang, dan Karang Bumbun |
|
Gambar 4. Lemang Berambu, yang hanya ada saat Kenduri Sko |
2. Tulak Bla
Para pemangku adat serta Anak Batino Tuo, akan mengelilingi dusun tersebut dengan memercikkan air jeruk serta bunga-bungaan, asap kemenyan, dan mengibas lidi dengan tujuan untuk membersihkan kawasan kampung dari pengaruh-pengaruh negatif seperti gangguan Roh jahat, hama dan Penyakit. Sebelum berkeliling dusun, seorang tokoh adat akan Azan (Bang) di Pasambe, yaitu di halaman Rumah Gedang.
|
Gambar 5. Pemangku Adat, serta Anak Batino Tuo sedang melakukan Tulak Bla |
3. Mandi Balimau
Setelah Tulak Bla, iringin Pemangku Adat akan menuju pinggiran Sungai Batang Merao, kemudian pemangku adat meletakkan sesajian dan beberapa perlengkapan upacara untuk dimantrai, setelah itu pemangku adat akan memercikkan air jeruk, serta bunga-bungan kepada seluruh penduduk Kampung.
|
Gambar 6. Para Pemangku Adat beserta perlengkapan Mandi Balimau, serta air perasan Limau Dalam baskom
|
4. Balahak ke Rumah Gdang
Setelah mandi Balimau, para pemangku adat akan menuju Rumah Gdang. Rumah Gdang juga dipercikkan air Limau sebagai tanda penyucian. Selain itu, barang-barang pusaka juga diturunkan dari paran (peti penyimpanan diatas loteng) untuk disucikan dengan air limau. Kemudian dibunyikan tabuh larangan bahwa besok akan dilaksanakan Kenduri Sko/Kenduri Ajun Arah/Manggin Depati Ninek Mamak.
|
Gambar 7. Setelah Kenduri Sko, Para Pemangku adat Menuju Rumah Gdang, terdapat Tabuh Larangan di dalam rumah Adat ini |
5. Kenduri Sko
Kenduri Sko biasanya dihadiri oleh tamu-tamu Agung, serta beberapa orang yang akan dinobatkan sebagai pemangku adat yang baru. Untuk menyambut tamu tersebut diadakan Pencak Silat, dan Tari Rangguk, kemudian Tamu tersebut diarak menuju Rumah Gedang. setelah dinobatkan sebagai pemangku Adat baru dilaksanakan kenduri, Nasi Ibat, serta Gulai akan dihidangkan setelah pembacaan do'a dari Siak, Imam dan Pegawai, diadakan Makan bersama penduduk Kampung sebagai Rasa Syukur kepada Allah SWT atas panen yang melimpah ruah.
|
Gambar 8. Pencak Silat, menyambut para Pemangku Adat |
|
Gambar 9. Penobatan Gelar Adat |
|
Gambar 10. Berdo'a sebagai rasa syukur atas terlaksananya Upacara Kenduri Sko |
Sumber Foto : Group Facebook Koren City dengan Alamat URL
https://www.facebook.com/groups/rialnet/?fref=ts
Komentar