Melacak Sejarah Dusun Baru Siulak dan Desa Pemekarannya


Dusun Baru Siulak adalah sebuah kampung kecil yang berada di sebelah hilir dari muara Sungai Keliki dan Batangmerao. Awalnya kampung ini berada di dalam Dusun Siulak Panjang tetapi kemudian membentuk dusun sendiri yang dinamakan sebagai Dusun Baru. Saat ini, Dusun Baru telah mekar menjadi tiga desa yaitu Desa Dusun Baru Siulak, Desa Demong Sakti, Desa Pasar Senen. Semua desa-desa ini berada di dalam Kecamatan Siulak, Kerinci.

Siapakah penghuni Dusun Baru?

Dusun Baru mulanya dihuni oleh kelompok masyarakat yang dinamakan sebagai Luhah Demong-Jagung. Luhah ini terbagi pula menjadi dua sub-kelompok atau dua kelbu yaitu. Kelbu Demong yang menghuni Lahik Tengah dan Kelbu Jagung yang menghuni Lahik Pantai. Oleh sebab itu, Dusun Baru secara adat disebut pula sebagai Luhah Demong-Jagung.

Kelbu Demong

Kelbu Demong, terbagi lagi ke dalam beberapa perut. Perut tersebut dinamakan sesuai dengan gelar ninek mamak sekaligus gelar nenek moyang di dalam kelbu. Seperti perut Demong Sati, Demong Bujang, Demong Pandak, Demong Panjang, Demong Baju Besi, Demong Payung Alam dan Rio Bayan.

Nenek moyang di dalam perut Rio Bayan ini dikisahkan mulanya bermukim di Kemantan kemudian mereka pindah ke Siulak dan dimasukkan ke dalam kelbu Demong. Perut ini berpindah disertai dengan membawa gelar Depati yang mereka punya yaitu Depati Mudo dan Depati Rajo Mudo. Mereka kemudian membangun lahik di sebelah Lahik Tengah. Lahik tersebut dinamakan sebaga Lahik Lumo. Setelah itu kelbu Demong seringpula disebut sebagai kelbu Demong-Rio Bayan.

Di dalam Kelbu Demong, terdapat beberapa Ninek Mamak yaitu Demong Sati, Demong Bujang, Demong Susun Negeri, Demong Panjang, Demong Pandak, Demong Payung Alam, dan Demong Rio Bayan. Depatinya ada dua orang yaitu Depati Mudo dan Depati Rajo Mudo. Sedangkan anak batino tuo yang menghuni umah gedang dari Kalbu Demong bergelar Salih Kuning Lipat Kain.

Secara tradisi lisan, Kelbu Demong dianggap sebagai salah satu klan (suku) tertua yang menghuni wilayah Siulak. Dikisahkan bahwa Nenek moyang atau leluhur dari Kelbu Demong yang bernama Demong Sati pernah berperang dengan Sutan Kalimbuk, Raja yang menghuni Siulak sewaktu masih bernama Renah Punti Alo.

Umah Gedang Demong Sati/Sakti di Dusun Baru Siulak (Desa Demong Sakti, Sekarang)


Bukti kisah peperangan tersebut, berupa benda pusaka yang terikat di tiang tuo rumah gedang Demong Sati berupa "semawai" (bedil), pedang dan sumpit". Selain itu, ada beberapa benda kecil lainnya yang disimpan di dalam lemari tetapi kelihatan tidak terurus padahal barang-barang tersebut adalah bukti bersejarah dari kelbu tersebut (foto 2).
Kelbu Demong-Rio Bayan menempati tanah ajun arah (ulayat) yang berada di dalam pegangan Depati Mangku Bumi. Dua wilayah utama yang dihuni oleh Kelbu Demong-Rio Bayan adalah di Guguk Koto Rendah dan Malao Tanjung Genting.

Di dalam pepatah adat, Guguk Koto Rendah disebutkan wilayahnya "hilir tempat Ninek Demong Sati, mudik sehinggo Maro Sungai Jambu- Tutung Kapeh". Sementara itu, Malao Tanjung Genting wilayahnya, "hilir hingga Titin Akar (Lubuk Batuah) lalu ka Lubuk Bangka Kemenyan, Mudik sehinggo Sungai Bermeh". Sampai saat ini, sebagian besar masyarakat yang berada di dua kawasan di atas berasal usul dari Kelbu Demong-Rio Bayan yang menghuni Dusun Baru. Dua kawasan adat di atas saat ini telah membentuk desa-desa baru seperti Koto Rendah, Tutung Bungkuk, Koto Kapeh, Tanjung Genting, Simpang Tutup, dan Sungai Betung.

Kelbu Jagung

Keberadaan Kelbu Jagung di Dusun Baru terkait dengan persekutuan yang dilakukan oleh dua nenek moyang yaitu Bujang Agung dan Demong Sati. Bujang Agung adalah tokoh leluhur dari Kelbu Jagung dan Demong Sati adalah tokoh leluhur dari Kelbu Demong. Sama seperti Kelbu Demong, Kelbu Jagung dianggap sebagai salah satu suku/klan tertua di Tanah Sekudung terkait dengan kisah leluhur mereka yang berperang melawan Sutan Kalimbuk.

Di Dusun Baru, Kelbu Jagung terbagi ke dalam perut "Jagung Tuo, Jagung Batuah dan Jagung Jakso". Kelbu ini membawa dua gelar Depati yaitu Depati Penawar Intan dan Depati Mandaro. Sebenarnya Umah Gedang kalbu ini berada di Lahik Pantai tetapi umah gedang ini sudah dirobohkan dan kemudian disatukan ke dalam umah gedang Demong Sati. Umah Gedang Demong Sati selain berkedudukan sebagai Umah Gedang Pesusun Kelbu, juga sebagai Umah Gedang Isi Negeri. Selain di Dusun Baru, kelbu Jagung juga menghuni wilayah Koto Beringin, Koto Rendah, Siulak Gedang dan Siulak Kecik.


Kedudukan Dusun Baru dalam Struktur Wilayah Adat Tanah Sekudung

Tanah Sekudung merupakan salah satu wilayah adat yang berada di posisi paling hulu di Lembah Kerinci. Berdasarkan konsensus yang dibuat pada sekitar 300 tahun yang lalu, wilayah ini diurus oleh lembaga atau pemerintahan adat yang terdiri dari: Depati Tigo Luhah Tanah Sekudung (Luhah Depati Intan, Luhah Depati Mangku Bumi dan Luhah Rajo Simpan Bumi), Perbakalo Bungkan Yang Empat Tanah Sekudung dan Ninek Mamak Permenti yang Salapan.

Lembaga Perbakalo Bungkan yang Empat sebenarnya adalah dewan yang mengawasi kerja dari Ninek Mamak, dan dewan penasehat dari Depati-depati yang menghuni suatu wilayah. Oleh Sebab itu, lembaga ini diumpamakan sebagai "bungkan" yaitu anak timbagan neraca. Lembaga ini kedudukannya setingkat di atas Ninek Mamak tetapi satu tingkat di bawah depati. Lembaga Perbakalo Bungkan yang Empat ini ada di setiap dusun masing-masing maupun dalam satuan wilayah yang lebih luas yaitu wilayah adat Tanah Sekudung.

Menurut Mat Sekin, Perbakalo Bungkan yang Empat di dalam Tanah Sekudung adalah Rajo Indah di Siulak Mukai Mudik, Rajo Sulah di Siulak Mukai Tengah, Temenggung di Siulak Gedang-Siulak Panjang dan Rio Mudo di Siulak Gedang-Siulak Panjang. Perbakalo bungkan yang empat Tanah Sekudung ini dikepalai oleh Demong Sati yang berkedudukan di Dusun Baru.

Oleh sebab itu, bila perbakalo Bungkan yang empat Tanah Sekudung, salah atau sesat dalam menjalankan fungsinya secara adat, maka mereka akan dihukum oleh Demong Sati. Atau ketika ada perkara yang tidak dapat diselesaikan, mereka akan menanyakan pendapat dari Demong Sati. Dalam pepatah adat disebutkan:

"Kalu perbakalo bungkan yang empat dalam Tanah Sekudung sesat kepado ico dingan pakai, kemano tempat batuik tempat batanyo? iyolah kepado Demong Sati, apo sebab batuik situ? kereno dio kepalo perbakalo bungkan yang empat di dalam Tanah Sekudung ini" (Jikalau perbakalo bungkan yang empat dalam sesat kepada pekerjaannya (SOPnya), kemanakah tempat mereka bertanya? ialah kepada Demong Sati, mengapa bertanya ke sana? sebab beliaulah kepala Perbakalo Bungkan yang empat di di dalam Tanag Sekudung).

----

Sayangnya, peninggalan bersejarah dari Demong Sati yang tentu bersejarah pula bagi Kelbu Demong sangat tidak terurus. Umah Gedang Demong Sati sudah banyak yang rusak, barang pusaka yang disimpan di dalam lemari di atas loteng tampak tidak terawat dan sama sekali tidak dibersihkan. Padahal jikalau dilihat dari sejarah panjangnya, anak keturunan dari Kelbu Demong bisa jadi mencapai ribuan orang hingga kini.

Barang pusaka yang lama tidak terurus oleh keturunan Kelbu Demong

Dari ribuan orang itu, hanya satu atau dua orang saja yang peduli. Kebanyakan mereka lupa, mereka hidup dari beras yang ditanam di atas lahan sawah yang dulunya dirintis oleh leluhur mereka terdahulu. Sebagian besar tanah di Kerinci ini, bukan langsung jadi petak sawah siap tanam. Tetapi ada jerih payah nenek moyang terdahulu, yang menebang hutan, mengeringkan rawa, mengalihkan aliran sungai, dan membuat pematang untuk membuat sawah-sawah yang bisa ditanami padi. Sawah-sawah tersebut masih dikelola oleh keturunannya hingga kini. Sayang sekali, keturunan mereka tidak peduli lagi, bahkan dengan rumah dan sekian banyal peninggalan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Batu Patah: Cerita Rakyat dari Danau Kerinci

Dari manakah Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Mukai? Menelusuri Sejarah dan Struktur Pemerintah Adat Masyarakat Siulak Mukai

Sejarah Wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak di Kerinci

Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Gedang, Ibu Negeri Wilayah Adat Tanah Sekudung

Traditional Architecture of Kerinci Ethnic

Mengenal Cabe Suhin, Kuliner Khas Tradisional Kerinci

Sekilas Tentang Wilayah Adat Mendapo Limo Dusun (Sungai Penuh), Tanah Pegawai Rajo-Pegawai Jenang

Mengenal SINAR BUDI: Dari Generasi ke Generasi Mempopulerkan Tale Kerinci

Muhammad Awal, Bupati Kerinci Ke-5 yang Dikenang dengan Aura "Kesaktian"-nya