Postingan

Arca Terbesar di Indonesia itu Ternyata Bukan Bhairawa tetapi Arca Mahakala

Gambar
Arca Bhairawa (Mahakala) saat diekskavasi di Padang Roco, Hulu Batanghari Menyambung diskusi yang lalu-lalu mengenai Ādityawarman, ada satu berhala yang ditafsirkan sebagai wujud atau representasi Ādityawarman. Berhala terbesar di Indonesia ini menjulang setinggi 4,41 meter, ditemukan pada tahun 1906 di Padang Roco, Hulu Batanghari (Dharmasraya kini). Sosoknya pria gepuk-tinggi berdiri lurus di atas mayat yang bertekuk. Gigi taringnya mencuat di sela bibir, matanya melotot, tangan kirinya memegang mangkuk tengkorak, sementara tangan kanannya memegang pisau belati. Begitulah gambaran keseraman dan kengerian yang ditampilkan oleh arca/berhala yang dikenal luas sebagai arca Bhairawa. Namun benarkah arca ini berhala Bhairawa? Dan benarkah ia wujud Ādityawarman? Baca: Ādityawarman, Legitimasi Kekuasaan, dan Misteri Tentangnya Tetapi sesungguhnya, wujud berhala ini masih diperdebatkan oleh peneliti. Tidak semua menyepakatinya sebagai Bhairawa. Sebut saja Pleyte (1907), ia-lah yang pertama ka...

Ādityawarman, Legitimasi Kekuasaan, dan Misteri Tentangnya

Gambar
Prasasti-prasasti tinggalan Adityawarman di Pagaruyung Sosok raja Melayu yang berkuasa sekitar 700 tahun yang lalu ini, telah meninggalkan legasi sekitar 13 prasasti dan membangkitkan diskusi hangat di kalangan pemerhati sejarah Melayu. Berbeda dengan penguasa negara pendahulunya, Sriwijaya, yang mengancam para Datu di bawahnya, Ādityawarman tidak pernah mengancam penduduk dan penguasa bawahannya. Paling tidak itulah yang dijumpai pada enam prasasti yang dikeluarkannya. Akan tetapi, sebaliknya, prasasti-prasasti tersebut menuliskan pujian-pujian terhadap diri Ādityawarman (rājapūja) sendiri. Bahkan, ia menyetarakan dirinya dengan para Dewa, seperti dengan Dewa Indra, Adibuddha, dan śrīlokeśwara. Hal semacam itu ditulis oleh Ādityawarman sebagai upaya melegitimasi atau mengesahkan kekuasaannya di kalangan penduduk Melayu. Ia berupaya membangun karisma sebagai raja yang maha berani, maha adil, maha melindungi, maha pandai, maha kuat, dan maha bijak sebagaimana mitos-mitos para dewa ters...

Sejarah Siulak Dari Mendapo Semurup menjadi Mendapo Siulak, Berikut Daftar Nama Kepala Mendapo

Gambar
Potret pejabat Kepala Mendapo di Kerinci tahun 1935 Siulak merupakan pusat wilayah adat Tanah Sekudung yang dibentuk pada zaman Sultan Ahmad Zainuddin dari Jambi sekitar abad ke-18 M. Wilayah ini berada di kawasan baratlaut Lembah Kerinci yang terdiri dari beberapa dusun dan koto. Dusun yang terletak di wilayah Tanah Sekudung terdiri dari Siulak Gedang, Siulak Panjang, Siulak Mukai, Siulak Kecik, Siulak Dreh, Dusun Baru, Dusun Tinggi, Koto Beringin, Koto Tengah, Koto Aro, Koto Rendah, Koto Kapeh, Koto Lebuh Tinggi, Sungai Pegeh, Sungai Lebuh, Napal Batakuk, Lubuk Nagodang, Sungai Batu Gantih, Sungai Betung, Sungai Renah, Tanjung Genting, Sungai Gelampeh, dan Sungai Sirih. Secara adat wilayah ini dipimpin oleh Depati Tigo Luhah, Mangku Berenam, Manti Salapan.  Depati yang Tigo Luhah Tanah Sekudung yaitu: Luhah Depati Intan Luhah Depati Mangku Bumi Luhah Depati Rajo Simpan Bumi Mangku yang berenam: Mangku Rajo Sirajo Tuntut Gedang Sirajo Tahil Temenggung Titin Rajo Jindah Nyato Dipat...

Umah Gedang Terbakar: Naskah Pusaka Berusia Ratusan Tahun Ikut Musnah

Gambar
Kebakaran Umah Gedang Datuk Singarapi Gagak Dusun Baru Sungai Penuh dinihari 12 April 2023 Kebakaran yang terjadi pada Dinihari Rabu 12 April 2023 di Kelurahan Dusun Baru, Kecamatan Sungai Bungkal, Kota Sungai Penuh ternyata merupakan salah satu umah gedang di Dusun Baru. Dilansir dari depatinews.com, bahwa rumah tersebut adalah umah gedang Luhah Datuk Singarapi Gagak yang dijadikan sebagai tempat menyimpan benda pusaka. Laporan Petrus Voorhoeve tahun 1941, menyebutkan bahwa Luhah Datuk Singarapi Gagak di Dusun Baru Sungai Penuh menyimpan benda pusaka berupa prasasti Incung pada tanduk kerbau dan satu surat dari Kesultanan Jambi berusia 200 tahun lebih. Ada empat prasasti tanduk kerbau yang diberi nomor TK 09, TK 10, TK 11, dan TK 12. Prasasti tersebut menceritakan tentang keturunan Siak Lengih terutama keturunan dari anaknya Siak Mangkudum yang menurunkan Datuk Singarapi dan Datuk Cayadipati. Sementara itu, satu naskah berhuruf Arab-Melayu merupakan surat  Pangeran Sukarta Negara ...

Sosok Inilah Dalang Dibalik Eksekusi Lahan di Siulak

Gambar
Pada 01 Februari 2023, masyarakat Kerinci gempar lantaran melihat video eksekusi lahan yang ditayangkan langsung melalui facebook. Eksekusi lahan tersebut terjadi di Desa Koto Kapeh, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci. Terlihat ekskavator merubuhkan dua bangunan yang berada di pinggir jalan raya Siulak-Kayu Aro. Satu bangunan berupa rumah tinggal, terlihat masih baru pun tak luput dari penghancuran meski mendapat perlawanan dari pemiliknya.  Lihat tayangan video di sini:  https://www.facebook.com/100079562491136/videos/1229744871285141/?mibextid=v7YzmG Video ini sudah disaksikan ribuan orang dengan berbagai tanggapan. Banyak yang menyebutkan bahwa penggusur rumah tersebut tidak berperikemanusiaan. Tertarik dengan kasus ini, penulis menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa rumah yang baru didirikan dihancurkan oleh pihak pengadilan? Pemilik rumah tersebut adalah pasangan suami istri berinisial ES dan LA. Ia mendapatkan tanah tersebut sebagai pembayaran hutang dari sese...

Kerinci, Bagian Tak Terpisahkan dari Sejarah Pembentukan Provinsi Jambi: Refleksi HUT Provinsi Jambi

Gambar
Wilayah Residentie Djambi tahun 1914 Ada sebuah narasi menarik yang berkembang di kalangan orang Kerinci, bahkan juga ditulis di dalam sumber-sumber internet yang intinya begini:  “bahwa Kerinci dimasukkan ke dalam Provinsi Jambi lantaran di saat pembentukan Provinsi Jambi, populasi Jambi masih kurang, sehingga Kerinci yang saat itu bagian dari Sumatera Barat dibujuk untuk masuk ke Jambi guna terbentuknya provinsi baru tersebut.” Narasi tersebut menggambarkan bahwa wilayah Kerinci hanya dibutuhkan karena kurangnya syarat untuk mendirikan provinsi baru, tak kurang dan tak lebih. Dengan kata lain, Kerinci bukan bagian penting dalam pendirian provinsi baru yang didirikan pada tahun 1958, hanya dibutuhkan karena menutupi kekurangan syarat saja. Narasi ini sebenarnya tidaklah benar dan sangat diragukan kevalidannya.  Di dalam bukunya, Usman Meng melampirkan hasil keputusan kongres Rakyat Jambi pada tahun 1955 disebutkan bahwa semangat pendirian provinsi Jambi bukan sekadar untuk pe...

Pantun di dalam Naskah Kuno Surat Incung

Gambar
Apa itu Pantun? Pantun merupakan karya sastra atau puisi lama dalam budaya Melayu. Pantun dicirikan ditulis dalam empat baris, tiap baris terdiri dari 8 hingga 12 suku kata, dan bersajak atau berima a-b-a-b. Misalnya pada pantun berikut: Kalau ada sumur di ladang Boleh kita menumpang mandi Kalau ada umur yang panjang  Boleh kita bertemu lagi Pantun di atas memiliki pola rima yang sama pada akhir kalimat baris satu dan tiga yakni “ng.” Demikian juga pada akhir kalimat baris dua dan empat memiliki rima yang sama yakni “i.” Berdasarkan jumlah barisnya, pantun terbagi menjadi karmina, pantun biasa dan talibun. Pantun karmina hanya terdiri dari dua baris. Pantun biasa terdiri dari empat baris. Sementara itu, talibun merupakan pantun dengan jumlah baris lebih dari empat tetapi jumlahnya genap. Ditinjau dari isinya, pantun juga terbagi menjadi pantun adat, pantun nasehat, pantun jenaka, pantun teka-teki, dan pantun percintaan.  Pantun umumnya tertuang di dalam berbagai kesenian, ritu...

Dua Tinggalan Arkeologi ini Resmi Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya Kabupaten Kerinci

Gambar
Benda Cagar Budaya Kabupaten Kerinci Kerinci adalah wilayah di Dataran Tinggi Jambi yang memiliki banyak tinggalan purbakala. Misalnya saja, situs-situs megalitik yang tersebar di sekitar Danau Kerinci, masjid-masjid kuno berarsitektur Kerinci, dan ratusan manuskrip kuno. Sebagai bagian dari tinggalan kebudayaan yang dilindungi oleh pemerintah, sebagian besar situs tersebut sudah dijadikan sebagai cagar budaya berdasarkan UU no. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya seperti masjid Keramat Pulau Tengah, Masjid Agung Pondok Tinggi, dan situs Batu Rajo, situs Batu Patah, situs Pondok, dan situs Pulau Sangkar. Namun demikian, masih banyak lagi tinggalan budaya bendawi yang belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Terbitnya regulasi baru tentang cagar budaya yakni UU nomor 11 tahun 2010, memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menetapkan cagar budaya di daerahnya masing-masing. Penetapan ini berdasarkan rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) yang telah di sk-kan oleh kep...

Pakaian Pemangku Adat di Siulak Tanah Sekudung yang Asli

Gambar
Pakaian adat pemangku adat di wilayah adat Siulak Tanah Sekudung yang asli Pakaian adat adalah busana yang mencerminkan identitas yang dapat dikaitkan dengan wilayah geografis dan sejarah pada periode tertentu. Pakaian adat juga melambangkan status sosial, jabatan atau kekuasan pemakainya. Oleh sebab itu, ada aturan yang harus dipatuhi ketika seseorang menggunakan pakaian adat. Tak berbeda dengan wilayah adat Siulak Tanah Sekudung di Kerinci, pakaian adat menyimbolkan status sosial dan jabatan si pemakai. Apakah ia berkedudukan sebagai pemangku adat atau orang biasa.  Secara umum, pakaian adat yang digunakan oleh pemangku adat baik depati dan permenti ninek mamak di Siulak Tanah Sekudung terdiri dari empat bagian yaitu (1) lita, (2) baju prado meh, (3) peramban, (4) suwan.  Lita berasal dari bahasa Melayu “destar.” Terbuat dari kain batik Jambi atau kain katun hitam persegi dengan ukuran 110 x 110 cm (gambar 1). Sisi-sisi kain tersebut disulam dengan benang emas atau perak. Ka...