Sejarah Siulak Dari Mendapo Semurup menjadi Mendapo Siulak, Berikut Daftar Nama Kepala Mendapo
Potret pejabat Kepala Mendapo di Kerinci tahun 1935 |
Siulak merupakan pusat wilayah adat Tanah Sekudung yang dibentuk pada zaman Sultan Ahmad Zainuddin dari Jambi sekitar abad ke-18 M. Wilayah ini berada di kawasan baratlaut Lembah Kerinci yang terdiri dari beberapa dusun dan koto. Dusun yang terletak di wilayah Tanah Sekudung terdiri dari Siulak Gedang, Siulak Panjang, Siulak Mukai, Siulak Kecik, Siulak Dreh, Dusun Baru, Dusun Tinggi, Koto Beringin, Koto Tengah, Koto Aro, Koto Rendah, Koto Kapeh, Koto Lebuh Tinggi, Sungai Pegeh, Sungai Lebuh, Napal Batakuk, Lubuk Nagodang, Sungai Batu Gantih, Sungai Betung, Sungai Renah, Tanjung Genting, Sungai Gelampeh, dan Sungai Sirih. Secara adat wilayah ini dipimpin oleh Depati Tigo Luhah, Mangku Berenam, Manti Salapan.
Depati yang Tigo Luhah Tanah Sekudung yaitu:
- Luhah Depati Intan
- Luhah Depati Mangku Bumi
- Luhah Depati Rajo Simpan Bumi
Mangku yang berenam:
- Mangku Rajo
- Sirajo Tuntut Gedang
- Sirajo Tahil
- Temenggung Titin Rajo
- Jindah Nyato Dipati
- Datuk Agung Pangulu
Permanti Salapan yaitu:
- Rajo Indah
- Rajo Liko
- Rajo Pangulu
- Rajo Sulah
- Rio Mudo
- Rio Bayan
- Temenggung
- Sirajo
Saat Belanda berhasil menaklukkan Kerinci pada tahun 1904, mereka memasukkan wilayah adat Tanah Sekudung ke dalam Mendapo Semurup. Mendapo adalah wilayah administratif yang terdiri dari federasi atau persekutuan beberapa dusun. Mendapo Semurup dibentuk dengan menggabungkan dusun-dusun yang berada di wilayah adat Pamuncak Tanah Semurup dan wilayah adat Tanah Sekudung Siulak. Mendapo dipimpin oleh Kepalo Mendapo atau disebut juga sebagai Mendapohoofd. Pejabat ini dipilih dari kepala dusun yang ada di suatu Mendapo secara bergiliran dan berdasarkan suara terbanyak. Kepala Mendapo bertanggung jawab kepada kepada district yang merupakan pejabat yang dipilih oleh Belanda. Kepala Mendapo mendapatkan gaji dari pajak, pungutan adat, dan uang gerbo yang ditarik dari setiap orang di wilayah adat yang dipimpinnya.
Gambar 1. Kepala Mendapo Semurup 1911 diduga sebagai Haji Sutan Imam (Sumber: Wereldculturen Museum) |
Saat Siulak tergabung ke dalam Mendapo Semurup tercatat beberapa orang Kepalo Mendapo yang berasal dari wilayah adat Tanah Sekudung Siulak. Di antaranya sebagai berikut:
- Haji Sutan Imam bergelar Depati Mangku Bumi berasal dari Siulak Panjang. Beliau menikah di Dusun Baru Siulak, Koto Dua Lama Semurup, dan Siulak Mukai Hilir. Beliau digelari sebagai Tuo Mendapo Imam Perang. Di dalam ingatan masyarakat, beliau disebut sebagai kepalo Mendapo Semurup yang pertama di saat Kerinci dijajah oleh Belanda. Pada masa pemerintahan beliau, Benda Bakali dibuat untuk menambah saluran pembuangan air Danau Kerinci di Pulau Pandan. Di masa beliau pula, Pangeran Haji Umar dari Jambi datang ke Kerinci dan menggalang kekuatan untuk melawan Belanda. Oleh sebab itu, ditaksir beliau menjabat dari tahun 1904-dan mungkin berakhir di tahun 1915 bila diasumsikan menjabat selama dua atau tiga periode. Pada masa pemerintahan Beliau Kerinci masih bergabung dalam Residensi Jambi.
- Haji Abdul Madjid bergelar Depati Marajo Hitam berasal dari Dusun Koto Beringin Siulak. Beliau dijuluki pula sebagai Tuo Mendapo Titik, karena tidak bisa menulis kecuali hanya tanda titik dan Tuo Mendapo Raad Lamo, karena menjabat untuk waktu yang lama. Tidak diketahui pasti kapan beliau menjabat, namun diduga memerintah dari pertengahan tahun 1920-an hingga pertengahan 1930-an. Salah seorang anak Haji Abdul Madjid yang berhasil ditelusuri adalah Hajah Siti Minah. Beliau adalah nenek dari istri Sutan Adil Hendra. Politisi dari Jambi yang duduk di kursi DPR RI selama dua periode.
- Haji Oemar bergelar Depati Mudo Payung Alam. Beliau bernama asli Mat Tilik berasal dari Dusun Baru Siulak. Beliau menikahi Gedung Perak, dari Lahik Kampung Dalam dusun Siulak Mukai. Beliau digelari pula sebagai Tuo Mendapo Patah Kuduk karena pada waktu tua mengalami bungkuk dan tidak mampu mengangkat leher. Haji Oemar adalah anak dari Haji Sutan Imam, kepala Mendapo Semurup yang pertama. Beliau sekaligus pula orangtua dari mantan Bupati Kerinci H. Mohd. Awal. Beliau menjabat dari tahun 1935 hingga tahun 1940. Salah satu koran dari masa Belanda menyebutkan nama beliau seperti pada gambar 4. Saat beliau menjabat, wilayah Kerinci menjadi bagian Residensi Sumatra Westkust atau Residensi Sumatra Barat.
Gambar 3. Potret Kepala Mendapo di Kerinci tahun 1935-an. Duduk paling kiri H. Oemar Kepala Mendapo Semurup, sebelah kanannya H. A. Karim Kepala Mendapo Kemantan (Sumber: Subastian Ismail) |
Gambar 4. Koran Belanda yang menyebut nama Haji Oemar sebagai Kepala Mendapo Semurup. |
- Hayat Iman gelar Depati Intan, dikenali pula sebagai Wali Gaek. Beliau berasal dari Siulak Mukai. Hayat Iman memerintah pada tahun 1950-1955.
- Haji Kamarudin, dikenali pula sebagai Wali Sembah. Beliau berasal dari Siulak Gedang. Haji Kamarudin memerintah antara tahun 1955-1960. Saat beliau menjabat, Kabupaten Kerinci telah dipisahkan dari Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci. Kabupaten Kerinci kemudian dimasukkan kembali ke dalam Provinsi Jambi
- Haji Syamsuddin dikenali pula sebagai Wali Syamsudin. Beliau berasal dari Siulak Kecil. Wali Syamsuddin memerintah antara tahun 1960-1965.
- Mat Rasyid dikenali pula sebagai Wali Rasyid berasal dari Siulak Deras. Wali Rasyid memerintah antara tahun 1965-1970.
- Umar Rasyid berasal dari Siulak Mukai. Umar Rasyid memerintah antara tahun 1970-1975.
- Mat Kiro gelar Depati Singado beliau berasal dari Siulak Mukai dan menikah di Siulak Panjang. Mat Kiro menjabat dari tahun 1975 hingga tahun 1979.
Pada tahun 1979, dengan lahirnya UU Desa, sistem kemendapoan bersama sistem pemerintahan adat lainnya resmi dibubarkan oleh pemerintah Orde Baru. Dengan demikian, Mendapo Siulak resmi dihapuskan dan dimasukkan ke wilayah administratif Kecamatan Gunung Kerinci.
Komentar