Padi dalam Kehidupan Orang Kerinci: Sejarah, Mitos, Ritual, dan Nilai Budaya
Ilustrasi menuai padi |
Buku ini membahas tentang kehidupan orang Kerinci terkait dengan pertanian padi. Nenek moyang orang Kerinci telah mengenal padi sejak awal mula penghijrahan mereka sekitar 3500 tahun yang lalu. Padi sebagai tanaman pangan diketahui pula juga sebagai tanaman ritual. Temuan arkeologi menunjukkan adanya serbuk sari padi-padian dalam situs tempayan kubur di Kerinci. Pada abad ke-14, pencurian padi dikenakan denda yang cukup banyak yaitu setahil sepaha emas atau sekitar 38 juta rupiah menurut hitungan sekarang. Di masa Kesultanan,Jambi juga menetapkan pajak beras bagi penguasa yang mengakui kekuasaan mereka yakni sekitar 100 gantang beras tiap tahun. Setelah masuknya Belanda, mereka meningkatkan produksi padi dengan memperluas lahan persawahan di Lembah Kerinci.
Baca juga: Padi Sebesar Buah Kelapa: Mitos, Legenda atau Fakta?
Sebagai tanaman suci, padi sangat lekat dengan mitos dan berbagai ritual yang dilakukan terhadapnya. Ada berbagai ritual yang dilakukan oleh orang Kerinci terkait pemuliaan tanaman ini seperti Tuhun Kumau, Ngayun Luci, Ngebat Padi, dan Kenduri Sudah Tuai. Buku ini ditulis oleh Hafiful Hadi Sunliensyar dan diterbitkan oleh Perpusnas Press pada tahun 2021.
Baca Selengkapnya di sini!
Komentar