Bukti Sejarah : Berdirinya Daulat Kemendapoan Tanah Sekudung Siulak




1. Piagam (Bertuliskan huruf Malayu di simpan di rumah gedang Depati Mangku Bumi Tuo Suto Menggalo)

Cap: Ini cap Pangeran Suta Wijaya
    Bahwa ini piagam daripada duli Pangeran Sukarta Negara yang digaduhkan kepada Depati mangku Bumi Yang Berempat Mudik sehingguk kaki gunung Berapi hilir sehingga Tebing Tinggi mudik dan sehelai daun kayu dan seekor ikan.(menurut salinan: dan setitik air sebatang laras sekepal tanah ialah Depati Mangku Bumi Tuo Suta Nenggala) di dalam kurung itu melainkan kepada Depati Mangku Bumilah empunya suka (menurut salinan: segala) daripada tanah airnya dan kayu hutan.. secupak segantangnya semerah sementerinya seanak jantan seanak betinanya (tambahan pada salinan: sepadinya jatah jati rupo).. denda setianya indah pelak jatah jati rupo tari mustiko. melindungkan dio. Setia oleh raja serta denda panjat……….menterinya atau anak cupak gantangnya yang melingungkan terdenda oleh Depati Mangkubumi Suta Menggala. Hubaya2 jangan dilalui. Tammat al kalam.

2. Surat Bertulis Huruf Melayu
    Ini surat gengang depati batiga menteri yang berempat, tegak tiada tersundak mekungkung tiada tepapah. Ingatkan undang dan teliti. Ingatkan oleh Depati Mangku Bumi jiko disiakan oleh depati yang batiga menteri yang berempat kena Kutuk Pangeran Temenggung kebul di Bukit adanya, Wallahu a’alam bissawab.

3. Piagam (Bertuliskan huruf Melayu di simpan Di rumah gedang Rajo Simpan Bumi Tunggun Setio)

    Bahwa  ini surat cap celak piagam yang dijunjungkan oleh Seri Sultan Anum Suria Ingalaga serta Pangeran Temenggung Mangku Negara kepada Depati Raja Simpan bumi, Dipati Intan, Dipati Mangku bumi. Hilir sehingga Tebing Tinggi, mudik tersekut ke Gunung Berapi, ialah depati yang batiga punya, serta anak jantan anak betinonya, sebatang larisnya, setitik airnya, sekapan tanahnya, ialah depati yang batiga punya, Dipati Raja Simpan Gumi, Depati Intan, Depati Mangku Gumi. Itulah gedang yang bertiga berat sama2 dipikul, ringan sama2 dijinjing adanya. Perihal perintah Seri Sultan Anum Suria Ingalaga serta Pangeran Temenggung Mangku Negara yang dijunjungkan baginda atas dipati yang bertiga sekedudukan, barang yang kusut beselesaikan, surang beragih, harta orang jangan diambil, harta diri jangan diberikan kepada orang. Barang siapa membunuh memberi bangun, barang siapa melukai memberi pampas. Barang siapa kepanjing ke dalam sepancung sulanya dipati yang bertiga. Barang perintahnya dan barang hukumnya yang dilakukannya itu, hukum Sultan dan Pangeran yang dijunjungnya itu adanya. Hubaya2 jangan dilalui seperti yang di dalam cap piagam ini. Dan barang siapa melalui perintah dalam piagam ini atau beraja hitam beraja putih kena kutuk Pangeran Temenggung kebul di bukit, tiang rumahnya ke atas, bubungannya ke bawah. Demikian lagi sudah lama sumpah ini, barang siapa mencuri,merampas.menyembunyikan kato rajo yaitu emas jatah jati serupa pelak indah taring mustiko, itulah larangan dari Sultan dan Pangeran. Intaha tammat alkalam.
         Piagam Di Bawah Ini di Simpan Di rumah Gedang DEPATI INTAN Siulak Mukai.
4. Piagam (Bertulis Huruf Melayu Disimpan di rumah gedang Depati Intan Kumbalo Bumi Kum Segalo Bumi Rajo)
    Cap: Ini cap Pangeran Suta Wijaya.
     HiJrat al-Nabi salla llahu ‘alaihi wasallam seribu seratus enam Belas.  jatuh kepada sehari bulan Zulhijjah kepada ketika lahir nya. Pangeran Suta Wijaya menggaduhakan piagam kepada Dipati Intan Gemala Bumi dengan merah menteri nyo. delapan dengan pemangkunya dan dengan pegawainya serta dengan cupak gantangnya dan dengan anak jantan anak betino nyo dan dengan sandang sakinnya dan dengan petan tanahnya dan dengan silang patut nyo Tebing Tinggi mudiknya hingga Danau Bento. Barang siapa tidak menurut perintah Dipati intan Gemala Bumi didendanya oleh Depati Intan Gemala Bumi. Itulah titah duli Pangeran Suta Wijaya. dia menyebutkan cacahnya atau sarahnya kepada duli Pangeran Suta atau berubah tuan lain cecang oleh duli Pangeran Suta Wijaya. Barang siapa mengobahi seperti di dalam piagam ini dimakan sumpah karang Setio. Duli Pangeran, Suta Wijayo. dahulu itu. Selama gagak hitam selama kuntul putih selama air hilir selama langit biru terbang bubungannya ke bawah dan tiangnya ke atas dan dimakan bisa kawi duli suta wijaya. Panembahan di bawah saiyo dan duli Pangeran Temenggung dan duli Pangeran Dipa dan duli Pangeran Suta Wijaya. Barang siapa mungkir dimakan Kur'an yang tiga puluh juz. Jikalau dia tidak mengubah seperti itu. piagam ini diselamatkan Allah ta’ala dia dan barang diperolehnya dibari Subhanahu wata’ala.

      5. Piagam (bertulis Melayu) Yaitu piagam daripada kertas.
Bunyinya menurut salinan guru Abdul Hamid:
    Hijrat seribu seratus tiga puluh satu tahun. Ini cap serta surat pada Pangeran Temenggung kebul dan pangeran suto jayo.tanah ulayatnyo hingga batu gedang bajajar dua dipatinya kepada Dipati Intan Maro Masume nya dia sampai ladeh Gunung Berapi. Ingat jajar serajo tuntut gedang hijrat seribu seratus tiga puluh satu tahun.
     6. Surat (bertulis huruf Melayu)
       Ini surat Pangeran serta Juara Muda kepada lipati dan kepada Bayan Bas, karena janji Juara Muda dengan Bayan Bas, jika datang cari Juara Muda kepada Bayan Bas, jikalau dipati Intan Kebala Bumi hendak menebusi anak buah penakannya kepada Dipati Peliangan, mintak dikeluarkan, karena sudah disembahkan Dipati Intan Kemala Bumo kepada Pangeran Suta Jaya. Jikalau tiada diberikan, Pangeran dimudik mengambilnya. Itulah kata Pangeran dengan Juara Muda. Jikalau tiada mau mengeluarkan, ta’sir Dipati kepada orang Peliangan. Jikalau ia mati, jikalau ia hilang hendak bangun Pangeran. Itulah ta’sir Dipati Intan Kemala Bumi. Tammat.
      7.Tabung buluh bertulisan rencong (di dalam nya Surat no. 6 Di atas ) .
      Bunyi tulisan itu: Hini surat samagat malindan kapada raja hindah kalawan hanak panakan baliyaw ki’i datang mangadap pangiran mangunjaya buluh surat piagam sabatang dingan salakat hanya dibari hulih pangeran sutalawat kira’i dingan? panakan baliyaw sata dingan sanak baliyaw sada hitu halah pasan haku. arti nyo : ini surat semagat melindan kepado rajo indah ka lawan anak penakan beliau kini datang mengadap pangiran mangunjayo.buluh surat piagam sebatang dingan selakat hanyo di beri oleh pangeran suto jayo kirai dengan anak penakan beliyau serto dengan sanak beliau sado itu lah pesan aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Legenda Batu Patah: Cerita Rakyat dari Danau Kerinci

Dari manakah Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Mukai? Menelusuri Sejarah dan Struktur Pemerintah Adat Masyarakat Siulak Mukai

Sejarah Wilayah Tigo Luhah Tanah Sekudung, Siulak di Kerinci

Asal Usul Penduduk Dusun Siulak Gedang, Ibu Negeri Wilayah Adat Tanah Sekudung

Traditional Architecture of Kerinci Ethnic

Mengenal Cabe Suhin, Kuliner Khas Tradisional Kerinci

Sekilas Tentang Wilayah Adat Mendapo Limo Dusun (Sungai Penuh), Tanah Pegawai Rajo-Pegawai Jenang

Mengenal SINAR BUDI: Dari Generasi ke Generasi Mempopulerkan Tale Kerinci

Muhammad Awal, Bupati Kerinci Ke-5 yang Dikenang dengan Aura "Kesaktian"-nya