Indar Bayang dan Indar Jati (Antara Mitos dan Fakta Sejarah Kerinci)
Suatu Keanehan
Naskah Surat Incung yang ditulis di Tanduk Kerbau dan Tanduk Kambing yang berasal dari Kemendapoan Hiang tak satupun tertulis Nama Indar Bayang dan Indar Jati. yang tertulis dalam naskah Incung itu adalah nama2 seperti : Lila Deraja, Bimbar Raja, Dipati Hiyang,Dayang Indah, Dayang Ramasah, Dara Dang Mas, Dara Lirak, Patih Suhan, Mata Salih, Dibalang Gayur dan Pamangku Malin Diman.
Kisah Indar Bayang dan Indar jati yang disebut berasal dari Pagaruyung turun di Gunung jelatang Hiang tinggi ternyata bersumber dari beberapa Naskah Arab Melayu (TK 143) dalam Kondisi masih baik dari Kemendapoan Kemantan. Di Kemendapoan kemantan sendiri banyak terdapat Naskah Arab melayu yang berasal dari Minangkabau dan Indrapura ( TK 140-142). Seperti diketahui Rajo Mudo dari kemantan yang berinisiatif mengadakan Hubungandan perjanjian dengan Minangkabau yang diwakili Tuanku Berdarah Putih di Bukit Sitinjau laut, agar Perjanjian itu dapat berlansung dan dipatuhi oleh rakyat Kerinci maka dibuatlah semacam legenda oleh Pihak Minangkabau yang menyatakan Indar Bayang dan Indar jati nenek Moyang orang Kerinci berasal dari Minangkabau, selain itu juga dikirimkan Tambo Sultan Nan Salapan yang isinya masih amat diragukan terkait nama2 sultan yang disebut didalamnya. Pihak Kesultanan berusaha Menghapus sejarah yang masih berkaitan dengan Tradisi Hindu-Budha dan Animisme dengan membuat berbagai dongeng palsu bertulis Arab Melayu kemudian diberikan Kepada Dipati Rajo Mudo di Kemantan. Dipati Rajo Mudo sendiri pernah membantu Kesultanan Indrapura saat berperang Melawan portugis dipulau Cingkuk. dan Mirisnya Misi Penggubahan Sejarah ini berhasil, berbagai dongengan diakui sebagai Sejarah nenek moyang.
TK = Tambo Kerintji, Sebuah Jurnal penelitian yang ditulis oleh seorang Pegawai Kebahasaan belanda bernama Petrus Vorhoeve dibantu seorang Guru asal Koto Payang bernama Abdul Hamid pada Tahun 1941. Penelitian tersebut sebagai lanjutan atas Laporan Pemerintahan kolonial L.C Westenenk yang sebelumnya telah mengirim beberapa Naskah Kerinci Ke Batavia.
Naskah Surat Incung yang ditulis di Tanduk Kerbau dan Tanduk Kambing yang berasal dari Kemendapoan Hiang tak satupun tertulis Nama Indar Bayang dan Indar Jati. yang tertulis dalam naskah Incung itu adalah nama2 seperti : Lila Deraja, Bimbar Raja, Dipati Hiyang,Dayang Indah, Dayang Ramasah, Dara Dang Mas, Dara Lirak, Patih Suhan, Mata Salih, Dibalang Gayur dan Pamangku Malin Diman.
Kisah Indar Bayang dan Indar jati yang disebut berasal dari Pagaruyung turun di Gunung jelatang Hiang tinggi ternyata bersumber dari beberapa Naskah Arab Melayu (TK 143) dalam Kondisi masih baik dari Kemendapoan Kemantan. Di Kemendapoan kemantan sendiri banyak terdapat Naskah Arab melayu yang berasal dari Minangkabau dan Indrapura ( TK 140-142). Seperti diketahui Rajo Mudo dari kemantan yang berinisiatif mengadakan Hubungandan perjanjian dengan Minangkabau yang diwakili Tuanku Berdarah Putih di Bukit Sitinjau laut, agar Perjanjian itu dapat berlansung dan dipatuhi oleh rakyat Kerinci maka dibuatlah semacam legenda oleh Pihak Minangkabau yang menyatakan Indar Bayang dan Indar jati nenek Moyang orang Kerinci berasal dari Minangkabau, selain itu juga dikirimkan Tambo Sultan Nan Salapan yang isinya masih amat diragukan terkait nama2 sultan yang disebut didalamnya. Pihak Kesultanan berusaha Menghapus sejarah yang masih berkaitan dengan Tradisi Hindu-Budha dan Animisme dengan membuat berbagai dongeng palsu bertulis Arab Melayu kemudian diberikan Kepada Dipati Rajo Mudo di Kemantan. Dipati Rajo Mudo sendiri pernah membantu Kesultanan Indrapura saat berperang Melawan portugis dipulau Cingkuk. dan Mirisnya Misi Penggubahan Sejarah ini berhasil, berbagai dongengan diakui sebagai Sejarah nenek moyang.
TK = Tambo Kerintji, Sebuah Jurnal penelitian yang ditulis oleh seorang Pegawai Kebahasaan belanda bernama Petrus Vorhoeve dibantu seorang Guru asal Koto Payang bernama Abdul Hamid pada Tahun 1941. Penelitian tersebut sebagai lanjutan atas Laporan Pemerintahan kolonial L.C Westenenk yang sebelumnya telah mengirim beberapa Naskah Kerinci Ke Batavia.
Komentar